Kenali Soft Skill untuk Anak yang Bisa Menunjang Masa Depan

Tak hanya hard skill, tapi soft skill anak juga penting dilatih sejak dini. Simak yuk apa saja soft skill yang bisa menunjang masa depan.

Apa itu Soft Skill dan Hard Skill, lalu seberapa penting Soft Skill dan apa saja soft skill yang dapat menunjang masa depan?

Yuk, langsung simak penjelasan di bawah ini.

Apa Itu Soft Skill dan Hard Skill?

Hard skill adalah kemampuan yang cara belajarnya bisa secara teknis, atau pun melalui pendidikan formal. Kemampuan ini dapat diukur, dievaluasi, atau didalami lebih jauh. Dalam dunia kerja, hard skill mengacu pada keahlian yang kamu kuasai untuk pekerjaan yang kamu lamar. Misalnya mengoperasikan sistem atau alat, mendesain produk, akuntansi, membuat naskah, mengedit video dan berbagai macam lainnya. Kemampuan-kemampuan ini akan kamu pelajari dan dalami dalam dunia perkuliahan. Sehingga ketika lulus kuliah, kamu akan lebih siap masuk ke dunia kerja dalam bidang yang sudah kamu tekuni.

Berbeda dengan hard skillsoft skill adalah kemampuan yang berkembang dengan sendirinya dan gak ada pelajarannya dalam pendidikan formal. Soft skill sendiri mengacu pada kepribadian, tingkah laku dan karakter yang kamu miliki. Soft skill dapat memperlihatkan kecerdasan emosional dan juga empati dari seseorang. Kemampuan di sini adalah gimana kamu berinteraksi dengan lingkungan sekitarmu, mulai dari cara berkomunikasi, menempatkan diri dalam berbagai situasi, bagaimana berdiskusi dan menyampaikan opini dengan baik, menjadi pendengar yang baik, berpikir kritis, hingga bagaimana kamu dapat bekerjasama dan memimpin orang lain.

Soft skill dapat terus terbentuk melalui berbagai pengalamanmu baik di dunia sekolah atau di kampus, karena kamu akan bertemu dengan banyak orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda, dan juga menghadapi berbagai macam situasi dan kondisi.

Pentingnya Soft Skill

Mungkin kamu sering mendengar bahwa di dunia kerja soft skill dianggap lebih penting daripada hard skill. Singkatnya, hard skill merupakan faktor yang menentukan apakah kita bisa mendapat pekerjaan, atau mengembangkan lapangan pekerjaan. Sedangkan soft skill, merupakan faktor yang menentukan apakah kamu dapat bertahan, berkembang dan beradaptasi, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Karena di tempat kerja kamu akan berinteraksi dengan banyak orang, maka setidaknya kamu mampu bersosialisasi dan beradaptasi. Salah satu upaya untuk dapat bersosialisasi adalah dengan memiliki soft skill yang bagus. Nyatanya, memiliki tingkah laku serta pengendalian diri dan emosi yang baik, dapat menunjang hasil kerja dan prestasimu loh.

Apa Soft Skill yang Dapat Menunjang?

1. Kemampuan Berkomunikasi

Kunci dari kemampuan ini adalah gimana seseorang dapat menempatkan diri dalam berbagai situasi dan kondisi.

Keterampilan komunikasi ini mencakup ekspresi yang efektif, pahamanan, transmisi, serta interpretasi pengetahuan dan ide.

Beberapa contoh soft skill yang memiliki dasar komunikasi adalah berbicara di depan umum, mempresentasikan materi, memahami komunikasi non-verbal (gestur tubuh, mimik wajah, intonasi nada, dan sebagainya), bernegosiasi, berdiskusi dan mengemukakan opini, menjadi pendengar yang baik, dan berbagai macam lainnya.

Untuk melatih kemampuan berkomunikasi anak, Anda dapat mendorongnya bercerita tentang hari-hari mereka, yang disertasi dengan ekspresi detail dan bahasa tubuh. Selain itu, Anda juga bisa melibatkan anak dalam suatu percakapan yang sulit, lalu minta Ia untuk mengungkapkan keputusan serta alasannya. Contohnya Anda bisa bertanya, “Menurut kamu apa yang harus kita lakukan di hari libur ini?”, lalu lanjutkan dengan bertanya “Mengapa kita harus melakukan hal itu?”.

2. Keterampilan Kerjasama

Di masa depan, pasti ada masanya anak perlu bekerja sama dalam tim dan itu tidak dapat dihindari.

Saat sekolah menjadi kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan kerja tim, mulai dari pembagian tugas, bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan, berdiskusi memecahkan sebuah permasalahan, berkoordinasi dengan banyak orang dan juga tidak mementingkan diri sendiri. Dengan memiliki kemampuan bekerjasama, dapat membantumu lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan yang baru. Lalu sebagai orang tua juga bisa dengan membacakan cerita tentang kerja sama tim. Selain itu, juga bisa mendaftarkan anak pada kegiatan kelompok setelah sekolah, atau mendorong anak aktif dalam kegiatan olahraga.

3.Berpikir Kritis atau Problem Solving

Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara rasional dalam berbagai situasi dan kondisi, alias tetap fokus terhadap satu masalah. Sedangkan problem solving adalah kemampuan untuk mencari solusi dari permasalahan itu. Ketika seseorang sedang menghadapi sebuah masalah, tentu saja kita harus mengambil tindakan dan menyelesaikan perkaranya. Kondisi ini memaksa kita untuk berpikir lebih kritis untuk menemukan sumber permasalahannya, baru kemudian mencari jalan keluarnya.

Artinya, anak harus bisa mengamati, menganalisis, serta menghasilkan solusi dari suatu permasalahan yang ada. Melakukan permainan sederhana seperti teka-teki jigsaw bisa membantu anak memikirkan semua sisi dari suatu masalah. 

Selain itu, membiarkan anak untuk berjuang sendiri dan tidak membantunya dalam segala urusan, agar Ia terbiasa menyelesaikan atau mengatasi masalah secara mandiri. Lalu,  juga bisa meningkatkan keterampilan problem solving anak dengan menanyakan emosi dan perasaan anak. Kemudian bantu anak mengidentifikasi masalahnya dengan bertanya “Bagian mana yang terasa sulit bagi kamu”.

4. Manajemen Waktu

Bagaimana cara agar waktu kamu bisa digunakan sebaik mungkin, kalau tidak pandai dalam mengelola waktu, maka seluruh kegiatan dan tugas-tugas dapat dipastikan akan terbengkalai. Salah satu usaha untuk memiliki manajemen waktu yang baik adalah dengan menentukan skala prioritas hal yang harus dikerjakan. Selain itu juga bisa membuat daftar agenda atau timeline pekerjaan sehari-harinya. Ini membantu kita untuk mengingat apa saja yang harus kita lakukan tanpa ada yang terlewat.

5. Keterampilan Membuat Keputusan

Keterampilan untuk bisa membuat penilaian yang baik serta mengantisipasi konsekuensi dari tindakan tertentu sangatlah penting untuk dimiliki, sebab ini berguna untuk anak terus bergerak maju dalam kehidupannya. Keterampilan ini bisa dilatih dengan sering-sering mengajukan pertanyaan yang mengandung pilihan. Contohnya “Apakah kamu lebih suka kue atau buah?”. Lalu, tanyakan juga mengapa anak memilih jawaban tersebut, guna membantu memperkuat proses berpikir yang mengacu kepada keputusan anak.